Cari Blog

Jumat, 10 Mei 2013

ASESMEN KINERJA DAN ASESMEN PROSES



ASESMEN KINERJA
A.    Pengertian Asesmen Kinerja
·         Asesmen kinerja merupakan suatu asesmen yang menitik beratkan kepada proses.
·         Asesmen kinerja dalah penilaian belajar siswa yang meliputi semua penilaian dalam bentuk tulisan, produk atau sikap kecuali bentuk pilihan ganda, menjodohkan, benar-salah, atau jawaban singkat
·         Asesmen kinerja adalah asesmen yang memberi kesempatan siswa menunjukkan kinerja, bukan menjawab atau memilih jawaban dari sederetan kemungkinan jawaban yang sudah tersedia.
·         Asesmen kinerja adalah penilaian berdasarkan hasil pengamatan penilai terhadap aktivitas siswa sebagaimana yang terjadi. Penilaian dilakukan terhadap unjuk kerja, tingkah laku, atau interaksi siswa (Depdiknas, 2004).
Asesmen kinerja menuntut siswa untuk aktif karena yang dinilai bukan hanya produk tetapi yang lebih penting adalah keterampilan yang mereka punya.
Berdasarkan cara melaksanakannya , dapat dikelompokkan menjadi :
a)      Asesmen kinerja klasikal digunakan untuk mengakses kinerja siswa secara keseluruhan dalam satu kelas keseluruhan
b)      Asesmen Kinerja Kelompok untuk mengakases kerja siswa secara kelompok.
c)      Asesmen Kinerja Individu untuk mengakases kerja siswa secara individu.

B.     Tujuan Asesmen Kinerja
Performance assessment  bertujuan untuk mengetahui seberapa baik subyek belajar telah mampu mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilannya sesuai dengan sasaran pembelajaran yang telah ditentukan dan berfokus pada penilaian secara langsung yakni dalam arti langsung dari kinerja atau apa yang ditampilkan oleh peserta didik, berlangsung kontinyu, dengan mengkaitkannya  dengan berbagai permasalahan nyata yang dihadapi peserta didik.

C.    Kriteria Penilaian Asesmen Kinerja
Untuk mengetahui apakah penilaian kinerja (performance assessment) dapat dianggap berkualitas atau tidak, terdapat tujuh kriteria yang perlu diperhatikan oleh evaluator. Ketujuh kriteria ini sebagaimana diungkap oleh Popham (1995) yaitu:
a)    Generability : apakah kinerja peserta tes (students performance) dalam melakukan tugas yang diberikan tersebut sudah memadai untuk digeneralisasikan kepada tugas-tugas lain? Semakin dapat digeneralisasikan tugas-tugas yang diberikan dalam rangka penilaian keterampilan atau penilaian kinerja (performance assessment) tersebut, dalam artian semakin dapat dibandingkan dengan tugas yang lainnya maka semakin baik tugas tersebut. Hal ini terutama dalam kondisi bila peserta tes diberikan tugas-tugas dalam penilaian keterampilan (performance assessment) yang berlainan.
b)   Authenticity: apakah tugas yang diberikan tersebut sudah serupa dengan apa yang sering dihadapinya dalam praktek kehidupan sehari-hari?
c)    Multiple foci: apakah tugas yang diberikan kepada peserta tes sudah mengukur lebih dari satu kemampuan-kemampuan yang diinginkan (more than one instructional outcomes)
d)   Teachability: apakah tugas yang diberikan merupakan tugas yang hasilnya semakin baik karena adanya usaha mengajar guru di kelas? Jadi tugas yang diberikan dalam penilaian keterampilan atau penilaian kinerja (performance assessment) adalah tugas-tugas yang relevan dengan yang dapat diajarkan guru di dalam kelas.
e)    Fairness: apakah tugas yang diberikan sudah adil (fair) untuk semua peserta tes. Jadi tugas-tugas tersebut harus sudah dipikirkan tidak ”bias” untuk semua kelompok jenis kelamin, suku bangsa, agama, atau status sosial ekonomi.
f)    Feasibility: apakah tugas-tugas yang diberikan dalam penilaian keterampilan atau penilaian kinerja (performance assessment) memang relevan untuk dapat dilaksanakan mengingat faktor-faktor seperti biaya, ruangan (tempat), waktu, atau peralatannya?
g)   Scorability: apakah tugas yang diberikan nanti dapat diskor dengan akurat dan reliabel? Karena memang salah satu yang sensitif dari penilaian keterampilan atau penilaian kinerja (performance assessment) adalah penskorannya.

ASESMEN PORTOFOLIO
A.    Pengertian Asesmen Portofolio
Asesmen portofolio merupakan asesmen otentik yang menggambarkan kemajuan belaja siswa dengan bukti-bukti yang diseleksi bersama oleh siswa dan guru, mendokumentasikan kemajuan siswa selama kurun waktu tertentu mengetahui bagian-bagian yang perlu diperbaiki, membangkitkan kepercayaan diri dan motivasi untuk belajar sehingga  mendorong tanggung jawab siswa untuk belajar.

B.     Prinsip Asesmen Portofolio
Berbeda dengan penilaian lainnya, keterlibatan peserta didik dalam penilaian portofolio merupakan sesuatu yang harus dikerjakan. Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dan dijadikan pedoman dalam penggunaan penilaian portofolio, diantaranya adalah:
a)      Saling percaya,
b)       Kerahasiaan bersama,
c)        Milik bersama,
d)     Kepuasan dan kesesuaian,
e)      Penciptaan budaya mengajar,
f)       Refleksi bersama,
g)       Proses dan hasil.

C.    Fungsi Asesmen Portofolio
Portofolio tidak hanya merupakan tempat penyimpanan hasil pekerjaan peserta didik, tetapi merupakan sumber informasi untuk guru dan peserta didik.Portofolio berfungsi untuk mengetahui perkembangan pengetahuan peserta didik dan kemampuan dalam mata pelajaran tertentu, serta pertumbuhan kemampuan peserta didik.  
Hal ini nampak pada ciri-ciri portofolio yaitu:
1)      Disusun oleh siswa, artinya semua berkas hasil kerja / karya siswa didokumentasikan siswa itu sendiri,
2)       Portofolio memberikan secara rinci latar pengalaman hasil belajar yang jelas sehingga tidak diperlukan lagi informasi tambahan,
3)      Portofolio disusun terdiri dari:
a)      Biodata,
b)        Paparan umum mengenai persepsi siswa tentang tujuan belajar yang ingin dicapainya, serta upaya-upaya yang telah dan akan dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut,
c)        Rincian kronologi proses pengalaman belajar atau kinerja yang telah dilaluinya,
d)     Rincian pengalaman belajar (kinerja) yang secara eksplisit dikaitkan dengan butir-butir HPMB yang telah diperoleh, baik yang bersifat konseptual maupun terapan,
e)      Lampiran bukti-bukti yang relevan.
Dopham, Ross dan Faichney, mengemukakan lebih rinci tentang ciri-ciri portofolio yaitu:
1)      Ada keterlibatan langsung hasil kerja/karya siswa secara nyata,
2)       Mengumpulkan beberapa hasil kerja/karya yang terbaik.
3)      Mengumpulkan dan menyimpan hasil kerja siswa,
4)        Memilih kriteria untuk menilai portofolio hasil kerja siswa,
5)      Mengharuskan siswa untuk menilai sirinya sendiri secara terus menerus berdasarkan hasil portofolionya,
6)      Menentukan waktu untuk membahas portofolio,
7)      Melibatkan orang tua dalam proses penilaian portofolio.

Dari uraian tersebut tampak tiga hal yang menjadi ciri utama portofolio yaitu:
1)      Adanya nilai kejujuran yang dimiliki oleh siswa dalam menentukan sesuatu yang terbaik,
2)       Terdapat alokasi waktu yang jelas dan manusiawi,
3)      Menjadikan penghubung yang sangat berarti bagi guru, siswa dan orang tua/masyarakat.
Dalam penilaian portofolio, mengharuskan peserta didik untuk mengkoleksi dan menunjukkan hasil kerja mereka.Karena itu portofolio dapat dijadikan sebagai salah satu alat penilaian autentik (authentic assessment). Asesmen autentik sebagai salah satu hasil dari pendekatan dari asesmen dapat dijadikan alternatif solusi dalam menilai perkembangan belajar siswa secara lebih komprehensif dan objektif mengingat asesmen autentik yang lebih menekankan pada pengembangan alat asesmen yang lebih secara akurat mencerminkan dan mengukur apa yang kita nilai dalam pendidikan.

D.        Tujuan dan Manfaat Asesmen Portofolio
Tujuan digunakannya portofolio dalam proses penilaian adalah untukmengumpulkan informasi secara apa adanya tentang hasil belajar siswa, pengetahuan, dan sikapnya secara nyata.
Dikemukakan pula oleh Ross, bahwa portofolio bertujuan mendokumentasikan berkas-berkas bukti kemajuan belajar secara lengkap.
Nitko, mengungkapkan bahwa portofolio bertujuan untuk mengkoleksi bukti perkembangan dari kemajuan belajar siswa sebagai bahan untuk memberikan konstribusi terhadap penilaian yang sesungguhnya.
Pendapat dan pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa portofolio digunakan dengan tujuan untuk mendokumentasikan berkas-berkas pada proses dan hasil belajar siswa atau merupakan berkas-berkas hasil kerja/hasil karya siswa secara nyata dan autentik dapat dijadikan sebagai dasar penilaian perkembangan dan kemajuan belajar siswa.
Manfaat yang dapat dirasakan sebagai dampak penggunaan portofolio dalam penilaian adalah:
  1.  Penilaian portofolio dapat memberikan gambaran yang utuh tentang perkembangan kemampuan siswa. Artinya melalui penilaian portofolio, informasi yang didapatkan bukan hanya sekedar pengetahuan saja, akan tetapi juga sikap dan ketrampilan, 
  2. Penilaian portofolio merupakan penilaian autentik, artinya penilaian portofolio memberikan gambaran nyata tentang kemampuan siswa yang sesungguhnya.Mengapa demikian?Karena portofolio adalah dokumen asli yang berisi tentang ekumpulan karya siswa. Melalui dokumen itulah tergambarkan kemampuan siswa yang sesungguhnya, 
  3.   Penilaian portofolio merupakan teknik penilaian yang dapat mendorong siswa pada pencapaian hasil yang lebih baik dan lebih sempurna, siswa dapat belajar optimal, merasa tertekan. Hal ini dimungkinkan disebabkan penilaian portofolio adalah penilaian yang dilakukan secara terus menerus. Setiap hasil kerja siswa dimonitor dan diberi komentar, 
  4.   Penilaian portofolio dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa, oleh sebab itu respon siswa dalam proses pembelajaran diberikan reinforcement, dengan demikian siswa akan segera mengetahui kekurangan dan kelebihan dari proses pembelajaran yang dilakukannya, 
  5.  Penilaian portofolio dapat mendorong para orang tua siswa untuk aktif terlibat dalam proses pembelajaran siswa. Hal ini disebabkan setiap perkembangan siswa yang digambarkan melalui hasil kerja siswa, orang tua dimintai komentarnya.

Maka nampak jelas, bahwa asesmen portofolio adalah salah satu teknik menilai proses belajar yang mempertimbangkan variasi aspek kemampuan individual berdasarkan kumpulan bukti karya, usaha dan kemampuan siswa selama proses belajar berlangsung, sehingga diperoleh penilaian proses belajar sebagai hasil akhirnya, bukan sekedar penilaian hasil belajar yang cenderung menekankan kemampuan kognitif atau afektif semata.
E.     Keunggulan dan Kelemahan Asesmen Portofolio
Belajar merupakan proses yang panjang, untuk memperoleh pengetahuan yang mendalam tentang sesuatu, siswa memerlukan banyak pengalaman (banyak membaca, banyak merenungkan, banyak komunikasi, memecahkan banyak masalah, dan sebagainya). Pembentukan gambar tentang kompetensi siswa juga memerlukan berbagai instrumen penilaian. Portofolio yang berisi koleksi produk siswa, dan laporan proses yang dilalui oleh siswa, yang meliputi rentang waktu yang panjang, dapat memberikan gambaran yang relative lengkap tentang perkembangan dan kompetensi siswa yang bersangkutan.

1.            Keunggulan Asesmen Portofolio Adalah:
  •          Wina Sanjaya, mengemukakan keunggulan penggunaan portofolio dalam penilaian, adalah
1)       Penilaian portofolio dapat menilai kemampuan siswa secara menyeluruh,
2)     Penilaian porotfolio dapat menjamin akuntabilitas,
3)        Penilaian portofolio merupakan penilaian yang bersifat individual,
4)      Penilaian portofolio merupakan penilaian yang terbuka,
5)      Penilaian portofolio bersifat self evaluation.
  •          Gronlund, berpendapat, portofolio memiliki beberapa keuntungan, antara lain sebagai berikut:
  1.    Kemajuan belajar siswa dapat terlihat dengan jelas, 
  2. Penekanan pada hasil pekerjaan terbaik siswa memberikan pengaruh positif dalam belajar, 
  3. Membandingkan pekerjaan sekarang dengan yang lalu memberikan motivasi yang lebih besar dari pada membandingkan dengan milik orang lain, 
  4. Keterampilan asesmen sendiri dikembangkan mengarah pada seleksi contoh pekerjaan dan menentukan pilihan terbaik,  
  5.  Memberikan kesempatan siswa bekerja sesuai dengan perbedaan individu (misalnya siswa menulis sesuai dengan tingkat level mereka tetapi sama-sama menuju tujuan umum), 
  6.  Dapat menjadi alat komunikasi yang jelas tentang kemajuan belajar siswa bagi siswa itu sendiri, orang tua, dan lainnya.

2.      Kelemahan dari Asesmen portofolio adalah:
  1. Penggunaan portofolio tergantung pada kemampuan siswa dalam menyampaikan uraian secara tertulis. Selama siswa belum lancar berbahasa tulis Indonesia, penggunaan portofolio akan merupakan beban tambahan yang memberatkan sebagian besar siswa, 
  2. Penggunaan portofolio untuk penilaian memerlukan banyak waktu dari guru untuk melakukan penskoran, alagi kalau kelasnya besar.
Kelemahan lain penggunaan asesmen portofolio adalah:
a)      Memerlu kan waktu dan kerja keras bagi guru dibandingkan penilaian lain,
b)      Penilaiaan portofolio memerlukan perubahan cara pandang baik dari guru itu sendiri, dari masyarakat  termasuk perubahan cara pandang orang tua,
c)      Penilaian portofolio memerlukan perubahan gaya belajar,
d)     Penialaian portofolio memerlukan perubahan sistem pembelajaran.

Penilaian portofolio memiliki kelebihan dalam beberapa hal, terutama lebih objektif dilihat dari hasil kerja peserta didik yang sesungguhnya, lebih terbuka dimana peserta didik ikut serta menilai pekerjaan yang dilakukannya, dan secara langsung berhubungan dengan proses kegiatan pembelajaran.

KATA KERJA OPERASIONAL



KATA KERJA OPERASIONAL
Kata Kerja Operasional untuk pengembangan Indikator Silabus dan RPP berdasarkan taksonomi Bloom dibagi dalam beberapa pencapaian kompetensi dasar, KD yang ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, mata pelajaran, satuan pendidikan, potensi daerah dan dirumuskan dalam kata kerja operasional yang terukur dan/atau dapat diobservasi.
Taksonomi Bloom pertama kali disusun oleh Benjamin S. Bloom pada tahun 1956. Dalam hal ini, tujuan pendidikan dibagi menjadi beberapa domain (ranah, kawasan) dan setiap domain tersebut dibagi kembali ke dalam pembagian yang lebih rinci berdasarkan hirarkinya.
Tujuan pendidikan dibagi ke dalam tiga domain, yaitu:
  1. Cognitive Domain (Ranah Kognitif), yang berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek intelektual, seperti pengetahuan, pengertian, dan keterampilan berpikir.
  2. Affective Domain (Ranah Afektif) berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek perasaan dan emosi, seperti minat, sikap, apresiasi, dan cara penyesuaian diri.
  3. Psychomotor Domain (Ranah Psikomotor) berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek keterampilan motorik seperti tulisan tangan, mengetik, berenang, dan mengoperasikan mesin.
Dalam mengembangkan indikator perlu mempertimbangkan:
a)      Tuntutan kompetensi yang dapat dilihat melalui kata kerja yang digunakan dalam Kompetensi Dasar.
b)      Karakteristik mata pelajaran, peserta didik, dan sekolah;
c)      Potensi dan kebutuhan peserta didik, masyarakat, dan lingkungan/ daerah.
Daftar kata kerja operasional dengan tiga ranah yang biasa dipergunakan untuk menyusun indikator.

A.     Ranah Kognitif
Indikator kognitif proses merupakan perilaku (behavior) siswa yang diharapkan muncul setelah melakukan serangkaian kegiatan untuk mencapai kompetensi yang diharapkan. Perilaku ini sejalan dengan keterampilan proses sains, tetapi yang karakteristiknya untuk mengembangkan kemampuan berfikir siswa. Indikator kognitif produk berkaitan dengan perilaku siswa yang diharapkan tumbuh untuk mencapai kompetensi yang telah ditetapkan. Indikator kognitif produk disusun dengan menggunakan kata kerja operasional (terlampir) aspek kognitif. Obyek dari indikator adalah produk IPA misalnya konsep, hukum, kaidah dll.
B.     Ranah Afektif
Indikator afektif merupakan sikap yang diharapkan saat dan setelah siswa melakukan serangkaian kegiatan pembelajaran.Dalam pembelajaran IPA, indikator afektif berkaitan dengan salah satu hakekat IPA yaitu sikap ilmiah.Oleh karena itu, indikator afektif disusun dengan menggunakan kata kerja operasional dengan objek sikap ilmiah. Beberapa contoh sikap ilmiah adalah: berlaku jujur, peduli, tanggungjawab dll. Selain itu, indikator Afektif juga perlu memunculkan keterampilan social misalnya: bertanya, menyumbang ide atau berpendapat, menjadi pendengar yang baik, berkomunikasi dll.
C.    Ranah Psikomotorik
Indikator psikomotorik merupakan perilaku (behavior) siswa yang diharapkan tampak setelah siswa mengikuti pembelajaran untuk mencapai kompetensi yang telah ditetapkan. Selama proses pembelajaran IPA, diperlukan kegiatan yang berkaitan dengan percobaan, penemuan atau pembuktian konsep. Kegiatan ini melibatkan aktivitas fisik, misalnya merangkai, mengukur, membuat, dll

Daftar Kata Kerja Operasional (KKO)

Tabel 1 : Kata Kerja Ranah Kognitif

Mengingat
(C1)
Memahami (C2)
Menerapkan (C3)
Menganalisis
(C4)
Menilai
(C5)
Mencipta
(C6)
Mengutip
Menyebutkan
Menjelaskan
Menggambar
Membilang
Mengidentifikasi
Mendaftar
Menunjukkan
Memberi label
Memberi indeks
Memasangkan
Menamai
Menandai
Membaca
Menyadari
Menghafal
Meniru
Mencatat
Mengulang
Mereproduksi
Meninjau
Memilih
Menyatakan
Mempelajari
Mentabulasi
Memberi kode
Menelusuri
Menulis
Memperkirakan
Menjelaskan
Mengkategorikan
Mencirikan
Merinci
Mengasosiasikan
Membandingkan
Menghitung
Mengkontraskan
Mengubah
Mempertahankan
Menguraikan
Menjalin
Membedakan
Mendiskusikan
Menggali
Mencontohkan
Menerangkan
Mengemukakan
Mempolakan
Memperluas
Menyimpulkan
Meramalkan
Merangkum
Menjabarkan

Menugaskan
Mengurutkan
Menentukan
Menerapkan
Menyesuaikan
Mengkalkulasi
Memodifikasi
Mengklasifikasi
Menghitung
Membangun
Membiasakan
Mencegah
Menentukan
Menggambarkan
Menggunakan
Menilai
Melatih
Menggali
Mengemukakan
Mengadaptasi
Menyelidiki
Mengoperasikan
Mempersoalkan
Mengkonsepkan
Melaksanakan
Meramalkan
Memproduksi
Memproses
Mengaitkan
Menyusun
Mensimulasikan
Memecahkan
Melakukan
Mentabulasi
Memproses
Meramalkan
Menganalisis
Mengaudit
Memecahkan
Menegaskan
Mendeteksi
Mendiagnosis
Menyeleksi
Merinci
Menominasikan
Mendiagramkan
Megkorelasikan
Merasionalkan
Menguji
Mencerahkan
Menjelajah
Membagankan
Menyimpulkan
Menemukan
Menelaah
Memaksimalkan
Memerintahkan
Mengedit
Mengaitkan
Memilih
Mengukur
Melatih
Mentransfer
Membandingkan
Menyimpulkan
Menilai
Mengarahkan
Mengkritik
Menimbang
Memutuskan
Memisahkan
Memprediksi
Memperjelas
Menugaskan
Menafsirkan
Mempertahankan
Memerinci
Mengukur
Merangkum
Membuktikan
Memvalidasi
Mengetes
Mendukung
Memilih
Memproyeksikan


Mengabstraksi
Mengatur
Menganimasi
Mengumpulkan
Mengkategorikan
Mengkode
Mengombinasikan
Menyusun
Mengarang
Membangun
Menanggulangi
Menghubungkan
Menciptakan
Mengkreasikan
Mengoreksi
Merancang
Merencanakan
Mendikte
Meningkatkan
Memperjelas
Memfasilitasi
Membentuk
Merumuskan
Menggeneralisasi
Menggabungkan
Memadukan
Membatas
Mereparasi
Menampilkan
Menyiapkan Memproduksi
Merangkum
Merekonstruksi




Tabel 2. Kata Kerja Ranah Afektif

Menerima (A1)
Menanggapi (A2)
Menilai (A3)
Mengelola (A4)
Menghayati (A5)
Memilih
Mempertanyakan
Mengikuti
Memberi
Menganut
Mematuhi
Meminati

Menjawab
Membantu
Mengajukan
Mengompromikan
Menyenangi
Menyambut
Mendukung
Menyetujui
Menampilkan
Melaporkan
Memilih
Mengatakan
Memilah
Menolak
Mengasumsikan
Meyakini
Melengkapi
Meyakinkan
Memperjelas
Memprakarsai
Mengimani
Mengundang
Menggabungkan
Mengusulkan
Menekankan
Menyumbang
Menganut
Mengubah
Menata
Mengklasifikasikan
Mengombinasikan
Mempertahankan
Membangun
Membentuk pendapat
Memadukan
Mengelola
Menegosiasi
Merembuk
Mengubah perilaku
Berakhlak mulia
Mempengaruhi
Mendengarkan
Mengkualifikasi
Melayani
Menunjukkan
Membuktikan
Memecahkan


Tabel 3. Kata Kerja Ranah Psikomotorik

Menirukan (P1)
Memanipulasi (P2)
Pengalamiahan (P3)
Artikulasi (P4)
Mengaktifkan
Menyesuaikan
Menggabungkan
Melamar
Mengatur
Mengumpulkan
Menimbang
Memperkecil
Membangun
Mengubah
Membersihkan
Memposisikan
Mengonstruksi
Mengoreksi
Mendemonstrasikan
Merancang
Memilah
Melatih
Memperbaiki
Mengidentifikasikan
Mengisi
Menempatkan
Membuat
Memanipulasi
Mereparasi
Mencampur
Mengalihkan
Menggantikan
Memutar
Mengirim
Memindahkan
Mendorong
Menarik
Memproduksi
Mencampur
Mengoperasikan
Mengemas
Membungkus

Mengalihkan
Mempertajam
Membentuk
Memadankan
Menggunakan
Memulai
Menyetir
Menjeniskan
Menempel
Menseketsa
Melonggarkan
Menimbang